Si Monyet dan Si Rubah
Pada suatu pagi, si monyet bersiap untuk berangkat ke sekolah. Ia sangat bersemangat ke sekolah hari ini karena hari ini merupakan hari sumpah pemuda. Ia memakai seragam sekolah dengan rapi. Tidak lupa, ia sarapan pagi terlebih dahulu agar tidak lelah saat upacara nanti. Lalu, ia berangkat. Saat sampai di sekolah, ia pun bergegas ke kelasnya dan di kelasnya pun sudah ramai. Teman-teman di kelasnya sedang membicarakan mengenai kisah para pejuang dahulu saat ingin melaksanakan sumpah pemuda. Mereka semua berkumpul di tengah kelas dan terlihat si kuda sedang menceritakan kisah tersebut, sementara yang lainnya mendengarkan. Si monyet pun ikut berkumpul di tengah kelas tersebut. Semuanya ikut berkumpul, kecuali si rubah. Ia lebih memilih mendengarkan musik sendirian di pojok kelas. Tak lama kemudian, bel pun berbunyi. Mereka semua bergegas untuk upacara di lapangan. Tidak lupa juga mereka memakai topi dengan rapi.
Semua peserta upacara menjalankan upacara dengan tertib. Tetapi, si monyet terus memperhatikan si rubah yang tidak juga berdiri dengan sikap sempurna. si rubah terlihat bosan dengan upacara tersebut. Saat bendera merah putih dikibarkan, si rubah terlihat melakukan hormat namun dengan cara yang salah dan terkadang tangannya turun seperti kelelahan juga. Si monyet ingin menegurnya namun si rubah berdiri jauh darinya. Si monyet pun berpikir akan menasehatinya di kelas nanti. Saat upacara selesai, semua murid pun kembali ke kelas masing-masing. Mereka pun mengikuti pelajaran sesuai jam pelajaran kelasnya masing-masing.
Waktu sudah menunjukkan pukul 14.00, yaitu waktunya mereka semua pulang. Mereka semua diharuskan menyanyikan lagu Indonesia Raya ketika ingin pulang sekolah. Semua murid serentak berdiri dan menyanyikan lagu tersebut. Namun, si rubah terlihat tidak bersemangat lagi. Bahkan, si rubah hanya berdiri tanpa bernyanyi. Saat lagu selesai, mereka langsung keluar kelas untuk pulang. Saat di perjalanan keluar, si monyet menghampiri si rubah.
"hi, rubah! kamu pulang naik apa? boleh kan aku pulang denganmu?".
"aku pulang naik bis. ya terserah kamu".
"okeee"
Saat di perjalanan menuju halte, si monyet pun berkata,
"hmm rubah, kenapa tadi kamu terlihat tidak bersemangat saat upacara? tadi kamu juga tidak menyanyikan Indonesia Raya saat pulang.."
"gapapa, aku malas saja"
"malas?memang kenapa?upacara kan hanya sebentar, paling sekitar 45 atau 30 menit. Menyanyikan lagu itu juga sebentar kok"
"ya aku capeklah berdiri terus pas tadi upacara. masa kamu ga capek?"
"Enggaklah. Aku merasa bahwa itu hal yang mutlak kita harus lakukan, apalagi sebagai pelajar. Lagipula itu cuman sebentar, jadi bukan masalah yang besar. Itu juga sebagai bukti bahwa aku masih menghargai para pahlawan kita."
"Nyanyi doang masa menghargai. Capek ah tiap pulang sekolah harus nyanyi Indonesia Raya. Mending langsung pulang aja biar cepet."
"Ih kamu tuh susah ya dibilangin. Sekarang ikut aku."
"Lah, kan aku mau pulang. Udah capek nih tadi upacara."
"Udah gausah banyak alasan. Kita bakal pergi ke museum"
"Museum apa?"
"Nanti juga kamu tahu"
Lalu, mereka naik bis menuju sebuah museum. Museum tersebut terlihat ramai dari luar. Si monyet pun berkata,
"Nah, kita udah sampai nih."
"Museum Sumpah Pemuda?"
"Iya, yuk kita masuk."
Mereka pun berkeliling di Museum Sumpah Pemuda tersebut. Banyak sekali informasi dan diorama peristiwa Sumpah Pemuda. Si rubah pun mulai mengerti mengapa ia harus tetap menghormati pahlawan. Lalu, si monyet pun berkata,
"Gimana? ngerti kan apa yang aku maksud?"
"Iya, aku ngerti. Para pahlawan kita berjuang hingga titik darah penghabisan untuk mewujudkan Indonesia yang satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Keren ya, mereka yang dari berbagai macam suku bisa bersatu hingga saat ini"
"iya, maka dari itu kita harus menjaga persatuan kita ini. Kita juga harus menghormati jasa para pahlawan kita yang telah gugur, terutama di hari raya nasional, salah satunya Hari Sumpah Pemuda ini."
"iya, lagian hari raya kayak gini juga cuma setahun sekali. Aku menyesal jarang bernyanyi Indonesia Raya saat pulang sekolah. Mulai sekarang, aku akan menghafal lagu tersebut sampai 3 stanza ah"
"wah, keren juga tuh tekad kamu! wujudkan ya! aku doain kamu cepet hafal soalnya aku aja belom hafal hehehe"
"hahaha ya sudah semoga kita bisa menghafalkannya ya. Lagu-lagu nasional dan daerah lainnya juga jangan dilupakan tuh"
"iya, ya udah yuk kita pulang. Selamat menghafalkan!"
Mereka pun pulang ke rumah masing-masing menggunakan bis.
Saat di rumah, si rubah terus-menerus menyanyikan lagu Indonesia Raya. Iya pun berusaha menghafalkannya hingga 3 stanza. Keesokannya, si rubah pun berangkat ke sekolah dan bertemu dengan si monyet. si monyet pun berkata,
"Gimana? udah hafal kan? nanti pulang sekolah jangan lupa nyanyi ya..."
"udah dong! nanti pagi waktu bendera akan dinaikkan juga jangan lupa hormat ya kamu!"
"hahaha iyalah pasti!"
Hari demi hari, si monyet pun melihat perubahan yang luar biasa terhadap si rubah. Si rubah pun sudah bisa menghargai pahlawannya sendiri. Terlihat dari tingkahnya yang sudah membaik. Si monyet pun bangga karena ia bisa membantu temannya tersebut sehingga temannya itu dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
-TAMAT-
Comments
Post a Comment